Dalam lanskap musik modern, di mana orisinalitas vokal dan kekayaan tekstur sangat dihargai, teknik seperti Vocal Fry dan Belt telah menjadi elemen penting. Kedua teknik ini, meskipun terdengar kontras, sama-sama berfungsi untuk memberikan dinamika, kedalaman, dan karakter yang unik pada suara seorang penyanyi. Vocal Fry dan Belt bukan sekadar efek suara, melainkan teknik vokal yang, jika digunakan dengan benar, dapat memperluas palet ekspresi seorang vokalis di genre pop, R&B, dan rock. Memahami dan menguasai Vocal Fry dan Belt memungkinkan penyanyi untuk bermain dengan tekstur kasar di satu sisi, dan kekuatan maksimal di sisi lain.
Vocal Fry: Seni Suara Bergetar
Vocal Fry adalah suara serak yang dihasilkan pada register vokal terendah, seringkali terdengar seperti suara berderak atau gemericik. Secara teknis, vocal fry terjadi ketika pita suara bergetar pada frekuensi yang sangat rendah dan tidak teratur. Teknik ini sering digunakan di akhir frasa musik untuk memberikan kesan malas, dramatis, atau sedih, sangat populer di kalangan penyanyi pop dan R&B kontemporer.
Meskipun terlihat mudah, penggunaan vocal fry yang salah dapat menyebabkan ketegangan. Ahli Foniatri, Dr. Aditya Pratama, Sp. THT-KL, dalam laporan riset vokal pop pada tahun 2024, menyarankan bahwa vocal fry harus dipraktikkan hanya dalam durasi singkat, maksimal 2 menit per sesi latihan, dan hanya ketika pita suara sudah benar-benar rileks. Melakukan fry saat tenggorokan tegang justru dapat merusak.
Belt: Kekuatan Penuh yang Terkontrol
Belt (atau Belting) adalah teknik vokal yang menghasilkan suara yang kuat, bertenaga, dan seperti teriakan (shout) dengan volume yang intens, seringkali pada pitch yang tinggi. Berbeda dengan teriakan biasa, belt yang sehat menggunakan resonansi yang dimaksimalkan dan didukung penuh oleh pernapasan diafragma, memastikan tekanan tidak berada di tenggorokan. Belt adalah ciri khas utama dalam musik Broadway dan rock.
Untuk mencapai belt yang aman, vokalis harus menggunakan resonansi mask (wajah) secara optimal. Instruktur Vokal Jazz dan Pop, Ibu Risa Handayani, B.Mus., dalam Masterclass di Jakarta pada tanggal 15 April 2025, mengajarkan metode yawn-sigh (menguap-menghela napas) untuk membuka laring sebelum mencoba belt. Ia menyarankan agar pemula melatih belt pada nada tengah-tinggi terlebih dahulu dengan suku kata “Nah” atau “Hey”, dengan batasan waktu latihan belt yang intens tidak lebih dari 5 menit per sesi latihan.
Keseimbangan dan Konsistensi
Keseimbangan antara tekstur ekstrem (fry yang lembut) dan kekuatan ekstrem (belt yang keras) adalah inti dari eksplorasi vokal modern. Vokalis harus berhati-hati dalam menerapkan kedua teknik ini. Pusat Konservasi Vokal Indonesia mewajibkan pemeriksaan pita suara setiap enam bulan bagi penyanyi yang rutin menggunakan belt dan fry dalam penampilan mereka, sebagai pedoman yang mulai berlaku pada bulan Juli 2025. Konsistensi dalam pemanasan vokal yang menyeluruh adalah satu-satunya cara untuk memanfaatkan kedua teknik yang menantang ini secara artistik dan aman.
