Kabar terkini dari Sumatera Barat melaporkan bahwa jalur utama yang menghubungkan provinsi tersebut dengan Riau, tepatnya di wilayah Limapuluh Kota, kembali tertutup akibat longsor susulan. Bencana alam ini terjadi pada hari Senin, 5 Mei 2025, sekitar pukul 14.30 WIB, di kilometer 17 jalan nasional yang melintasi kawasan perbukitan di Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Bapak Sutan Hendri, melalui keterangan pers yang disampaikan di Posko Bencana Limapuluh Kota pada pukul 16.00 WIB.
Longsor susulan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Limapuluh Kota dan sekitarnya selama beberapa jam. Material longsor berupa tanah, bebatuan, dan pepohonan kembali menutupi badan jalan, memperparah kondisi sebelumnya yang sempat dibuka secara terbatas pasca longsor pertama pada hari Minggu. Akibatnya, seluruh jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, tidak dapat melintasi jalur tersebut, menyebabkan kemacetan panjang dari kedua arah.
Menurut laporan petugas lapangan dari Satuan Lalu Lintas Polres Limapuluh Kota, Aiptu Haris, tim gabungan dari BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), serta kepolisian segera diterjunkan ke lokasi longsor susulan untuk melakukan penanganan darurat. Alat berat seperti ekskavator dan loader dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang menutupi jalan. Namun, kondisi cuaca yang masih tidak menentu dan kontur tanah yang labil menjadi kendala dalam proses evakuasi.
Bapak Sutan Hendri dari BPBD Sumbar mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pengguna jalan untuk menunda perjalanan melalui jalur Sumbar-Riau di wilayah Limapuluh Kota hingga kondisi benar-benar aman dan jalur dinyatakan kembaliNormal. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Riau untuk menginformasikan kondisi terkini dan mengarahkan para pengemudi mencari jalur alternatif. Salah satu jalur alternatif yang disarankan adalah melalui Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya, meskipun memakan waktu perjalanan yang lebih lama.
Longsor susulan ini menambah daftar panjang bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Sumatera Barat dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi geografis yang rawan serta curah hujan yang tinggi menjadi faktor utama penyebab terjadinya longsor dan banjir. Pemerintah daerah setempat bersama dengan instansi terkait terus berupaya melakukan mitigasi bencana dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Diperkirakan, proses pembersihan material longsor kali ini akan memakan waktu yang lebih lama mengingat volume longsoran yang cukup besar. Petugas gabungan bekerja keras siang dan malam untuk membuka kembali akses jalan secepatnya. Masyarakat di sekitar lokasi longsor juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat kondisi tanah yang masih labil. Informasi terbaru mengenai perkembangan penanganan longsor dan pembukaan kembali jalur Sumbar-Riau akan terus diupdate oleh pihak BPBD dan kepolisian.