Ayam Den Lapeh adalah salah satu lagu daerah Sumatera Barat yang sangat populer dan memiliki daya tarik emosional yang kuat. Melodinya yang sendu dan mendayu-dayu serta liriknya yang sederhana namun penuh makna kehilangan telah membuatnya melekat di hati banyak orang, bahkan di luar ranah Minang. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang kehilangan sesuatu yang sangat berharga, meninggalkan rasa sedih dan penyesalan yang mendalam.
Lirik “Ayam Den Lapeh” yang menggunakan bahasa Minangkabau secara langsung menggambarkan perasaan kehilangan tersebut:
Lapehlah juo denai nan malang Pagaruyuang batusangka tampek badirinyo Dek harato den jauh marantau Marantau jaoh
Pengulangan frasa “Ayam den lapeh, oi oi, ayam den lapeh” yang berarti “Ayamku lepas, oi oi, ayamku lepas” menjadi simbol kehilangan yang paling kuat dalam lagu ini. Ayam yang lepas bisa diartikan secara literal sebagai kehilangan hewan peliharaan kesayangan, namun seringkali juga dimaknai secara metaforis sebagai kehilangan orang yang dicintai, kesempatan berharga, atau bahkan kebahagiaan.
Bait-bait selanjutnya dalam lagu ini memperkuat nuansa kesedihan dan penyesalan. Penyanyi mengungkapkan nasib malangnya dan bagaimana ia harus merantau jauh demi harta. Namun, di balik perantauan tersebut, tersirat adanya kehilangan yang lebih mendalam, sesuatu yang tak tergantikan oleh materi.
Melodi “Ayam Den Lapeh” yang melankolis dan penuh penghayatan semakin memperkuat emosi kehilangan yang terkandung dalam lirik. Iramanya yang lambat dan menyayat hati mampu menyentuh perasaan pendengarnya, membangkitkan rasa empati dan simpati terhadap kesedihan yang dialami oleh tokoh dalam lagu. Lagu ini seringkali dinyanyikan dengan penuh perasaan, menyampaikan betapa dalamnya luka kehilangan tersebut.
Sebagai lagu daerah Sumatera Barat, “Ayam Den Lapeh” memiliki peran penting dalam melestarikan bahasa dan budaya Minangkabau. Lagu ini menjadi salah satu representasi kekayaan seni dan tradisi lisan masyarakat Minang. Melalui lagu ini, nilai-nilai kesetiaan, kasih sayang, dan penyesalan atas kehilangan dapat dirasakan dan dipahami oleh berbagai generasi.
Popularitas “Ayam Den Lapeh” telah meluas ke berbagai penjuru Indonesia, bahkan diadaptasi ke dalam berbagai genre musik modern. Hal ini menunjukkan bahwa tema kehilangan adalah tema universal yang dapat dirasakan oleh siapa saja. Meskipun liriknya berbahasa Minang, emosi yang disampaikan dalam lagu ini mampu menembus batas bahasa dan budaya.